Sunday, December 18, 2022

Wilayah Kerajaan Medang Melampaui Sriwijaya dan Majapahit

 

Kerajaan Medang. Pada periode antara akhir abad ke-8 dan pertengahan abad ke-9, terlihat mekarnya seni dan arsitektur Jawa klasik tercermin dalam pertumbuhan pesat pembangunan candi, yang menghiasi lanskap kerajaan di Mataram. Candi yang terkenal dibangun pada era kerajaan Medang adalah Kalasan, Sewu, Borobudur dan Prambanan. Kerajaan Medang kita kenal hanya dikenal sebagai negeri pembangun candi. 

 Sedikit sekali Sejarahwan yang membahass Luas wilayah Kerajaan ini. Padahal berdasarkan Prasasti Laguna Filipina dan Prasasti Sdok Kak Thpm Thailand, Kerajaan Medang adalah Terluas di Asia Tenggara melampaui Sriwijaya dan Majapahit, 

Prasasti Laguna Filipina: 


 

 Swasti Shaka warsatita 822 Waisaka masa di(ng) jyotisa. Caturthi Krisnapaksa somawara sana tatkala Dayang Angkatan lawan dengan nya sanak barngaran si Bukah anak da dang Hwan Namwaran dibari waradana wi shuddhapattra ulih sang pamegat senapati di Tundun barja(di) dang Hwan Nayaka tuhan Pailah Jayadewa.

Di krama dang Hwan Namwaran dengan dang kayastha shuddha nu diparlappas hutang da walenda Kati 1 Suwarna 8 di hadapan dang Huwan Nayaka tuhan Puliran Kasumuran.

dang Hwan Nayaka tuhan Pailah barjadi ganashakti. Dang Hwan Nayaka tuhan Binwangan barjadi bishruta tathapi sadana sanak kapawaris ulih sang pamegat dewata [ba]rjadi sang pamegat
Medang dari bhaktinda diparhulun sang pamegat.

Ya makanya sadanya anak cucu dang Hwan Namwaran shuddha ya kapawaris dihutang da dang Hwan Namwaran di sang pamegat Dewata.

Ini grang syat syapanta ha pashkat ding ari kamudyan ada grang urang barujara welung lappas hutang da dang Hwa ...


Terjemahan bebas

Swasti. Tahun Saka 822, bulan Waisakha, menurut penanggalan. Hari keempat setelah bulan mati, Senin. Di saat ini, Dayang Angkatan, dan saudaranya yang bernama si Bukah, anak-anak dari Sang Tuan Namwaran, diberikan sebuah dokumen pengampunan penuh dari Sang Pemegang Pimpinan di Tundun (Tondo sekarang), diwakili oleh Sang Tuan Nayaka dari Pailah (Pila sekarang), Jayadewa.

Atas perintahnya, secara tertulis, Sang Tuan Namwaran telah dimaafkan sepenuhnya dan dibebaskan dari hutang-hutangnya sebanyak satu Katî dan delapan Suwarna di hadapan Sang Tuan Puliran Kasumuran di bawah petunjuk dari Sang Tuan Nayaka di Pailah.

karena kesetiaannya dalam berbakti, Sang Tuan (Yang Terhormat) yang termasyhur dari Binwangan mengakui semua kerabat Namwaran yang masih hidup, yang telah diklaim oleh Sang Penguasa Dewata, mewakili  Sang Penguasa Medang, Dari baktinya menghamba kepada sang Penguasa.

Ya, makanya seluruh anak cucu Sang Tuan Namwaran sudah dimaafkan dari segala hutang Sang Tuan Namwaran kepada Sang penguasa Dewata.

(Pernyataan) ini, dengan demikian, menjelaskan kepada siapa pun setelahnya, bahwa jika pada masa depan ada orang yang mengatakan belum bebas hutangnya Sang Tuan ...

 



Wilayah Medang bukan cuma sampai Philipina, melainkan juga sampaThailand..



 
https://www.youtube.com/watch?v=h37RP8hxK-I
 
 
  Prasasti Sdok Kak Thom Thailand:
man vrāhmanha jmah hiranhyadāma prājña siďividyā mok aŋvi janapada-   pi vrah

pāda paramêçvara añjên ţvê vidhi lêha lêŋ kam pi kamvujadêşa nêh āyatta ta javā

 lêy]   lên āc ti kamratêŋ phdai karoŋ   mvāy guh ta jā cakravatti-   vrāhmanha noh ţvê

vidhi toy vrah vināçikha pratiçthhā kamratêŋ jagat ta rāja vrāhmana noh payyaρn vrah

vināçikha-   nayottara-   saŋmoha-   çiraçchêda-   çaŋ man svat ta mukha cuŋ pi sasi pi

 
Terjemahan Bebas L

Kemudian seorang brahmana bernama Hiranyadama. yang

 terpelajar dalam Mantra

 yang melimpahkan Siddhi. berasal dari Janapa. Yang Mulia Paramesvara

 [almarhum Jayavarman ll]
memintanya untuk. membentuk sebuah ritual agar tanah Kambuja

(Kambujades'sa)

ini tidak terus menjadi bawahan Jawa.
“dan agar hanya satu raja yang menjadi, penguasa universal

ln t adalah wilayah].

Brahmana itu melakukan ritual [untuk tujuan itu]
mengikuti Yang Mulia Vinaasiikha dan mendirikan Kamraten

 Jagat ta Raja

 (=Devaraaja). Brahmana [kemudian] mengajarkan

Vinaasiikha. Nayottara.

Sammoha dan
Shirashcheda. Dia membacanya dari awal sampai akhir

sehingga bisa ditulis,

dan mengajarkannya kepada Steng setiap Sivakaivalya.

 
 Sumber:
"Saiva Religion Among The Khmer"
 (part.1) halaman 357
 https://www.persee.fr/doc/befeo_0336-1519_2003_num_90_1_3617?fbclid=IwAR3zUb9-cWbFNfneclsDWZHegRD2z-LzVQXEWDklFFXswhNXmIWD_0C_5-c

 

No comments:

Post a Comment

Transliterator Devanagari

        Download