Thursday, December 28, 2017

Seluk beluk Chronogram Jawa , Sengkalan atau Shangkala.

Sengkalan memet di Kraton Yogyakarta:
Dwi Naga Rasa Tunggal (1682 jawa, berdirinya Kraton Yogyakarta, bisa dilihat di atas renteng kelir baturana kagungan dalem regol Kemagangan dan gerbang Gadhung Mlathi berupa dua ekor naga dengan ekor saling melilit). 
Sengkalan mempunyai dua jenis, yaitu Sengkalan Memet dan Sengkalan Lamba. Sengkalan Memet adalah jenis sengkalan yang berupa gambar, ornamen, atau ukiran. Secara umum berupa benda dua dimensi atau tiga dimensi. Sementara Sengkalan Lamba merupakan sengkalan yang berupa kata-kata atau kalimat.
Selain itu sistem penanggalan orang jawa yang menggunakan perhitungan waktu berdasarkan matahari (tahun saka dan tahun masehi), biasanya disebut Suryasengkala dan bulan (tahun hijriyah dan tahun jawa), yang disebut Candrasengkala. Karena sengkalan ini digunakan untuk menuliskan tahun terjadinya sebuah peristiwa, maka sengkalan menggunakan kata-kata dan objek visual untuk menggantikan angka-angka dari 0-9.

Untuk menuliskan sebuah sengkalan, syarat yang harus dipenuhi adalah kata-kata atau gambar harus mempunyai watak wilangan (sifat bilangan). Secara terperinci, bisa dilihat di bawah ini (Sri Suwito, Yuwono, Sengkalan dan Logika Pemikiran Orang Jawa – Jurnal Kejawen: UNY – Yogyakarta 2011):
Watak satu                 : benda benda yang jumlahnya hanya satu, benda-benda berbentuk bulat, atau                                 manusia.
Watak dua                  : benda yang jumlahnya dua (tangan, telinga, dll)
Watak tiga                  : api, atau benda yang mengandung api
Watak empat              : air, dan kata-kata yang mengandung arti gawe (membuat)
Watak lima                 : raksasa, panah, angin
Watak enam               : rasa/perasaan, kata-kata yang mengandung arti obah (bergerak), kayu,                               binatang berkaki enam (serangga)
Watak tujuh               : pendeta, gunung, kuda, dan kendaraan
Watak delapan           : brahmana, gajah, dan binatang melata (reptil)
Watak sembilan         : dewa dan benda-benda berlobang
Watak nol                   : kata-kata yang mengandung arti tidak ada, langit, angkasa, dan kata-kata                              yang mempunyai arti tinggi.
Sumber: Nglengkong.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Transliterator Devanagari

        Download